Gunung Lawu di Jawa menyimpan pesona alam luar biasa, dengan sejarah, tempat sakral, dan aktivitas mendaki yang menarik, menjadikannya destinasi wisata yang wajib untuk dikunjungi.
Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, merupakan salah satu gunung yang paling terkenal di Pulau Jawa.
Dikenal dengan pemandangan alam yang memukau, Gunung Lawu juga memiliki kekayaan sejarah, budaya, dan spiritualitas yang sangat kental.
Dengan puncaknya yang disakralkan, jalur pendakian yang menantang, serta berbagai situs bersejarah, Lokasi Gunung Lawu bukan hanya menarik bagi para pendaki, tetapi juga bagi mereka yang tertarik pada budaya dan legenda Jawa.
Berikut ini adalah 10 fakta unik tentang Gunung Lawu yang harus Anda ketahui sebelum mengunjunginya.
1. Memiliki Tiga Puncak yang Disakralkan
Gunung Lawu terkenal karena memiliki tiga puncak utama yang disakralkan oleh masyarakat Jawa, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah.
Puncak Hargo Dumilah adalah puncak tertinggi dengan ketinggian mencapai 3.256 meter di atas permukaan laut dan ditandai dengan adanya tugu triangulasi.
Ketiga puncak ini bukan hanya penting dari segi geografi, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang mendalam bagi penduduk setempat. Puncak-puncak ini sering menjadi tujuan bagi mereka yang ingin melakukan ziarah atau upacara spiritual.
2. Termasuk Gunung Tertinggi di Pulau Jawa
Gunung Lawu berada di urutan keenam sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.256 meter di atas permukaan laut.
Meskipun tidak setinggi gunung-gunung lainnya seperti Gunung Semeru atau Gunung Slamet, Lawu tetap menjadi gunung yang sangat populer di kalangan pendaki, baik yang pemula maupun yang berpengalaman.
Keindahan alam dan kemudahan jalur pendakian menjadikan Gunung Lawu sebagai salah satu pilihan utama bagi para pendaki.
3. Ada Warung Tertinggi di Indonesia
Salah satu hal unik yang dimiliki Gunung Lawu adalah keberadaan Warung Mbok Yem, yang dikenal sebagai warung tertinggi di Indonesia.
Warung ini terletak di Hargo Dalem, sekitar 2.600 mdpl, dan menjadi tempat persinggahan favorit bagi para pendaki.
Di warung ini, pendaki bisa menikmati berbagai menu khas seperti nasi pecel, mie rebus, dan pisang goreng, sambil menikmati udara sejuk dan pemandangan gunung yang menakjubkan.
Warung Mbok Yem telah menjadi ikon budaya di Gunung Lawu dan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.
4. Status Gunung Lawu Masih Aktif
Gunung Lawu merupakan gunung berapi yang memiliki status “istirahat” meskipun tidak menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dalam beberapa abad terakhir.
Gunung ini tergolong dalam gunung api tipe B, yang artinya meskipun tidak ada erupsi besar sejak 1600-an, gunung ini masih bisa kembali meletus kapan saja.
Gejala seperti solfatara (keluarnya gas belerang) masih terlihat di beberapa area, menunjukkan bahwa Gunung Lawu masih memiliki potensi aktivitas vulkanik di masa depan.
5. Lima Jalur Pendakian Gunung Lawu
Pendakian Gunung Lawu dapat dilakukan melalui lima jalur utama, masing-masing menawarkan pengalaman dan tantangan berbeda.
Jalur-jalur tersebut antara lain Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, Tambak, Singolangu, dan Candi Cetho. Di antara kelima jalur ini, jalur Singolangu dikenal sebagai jalur tertua yang diyakini sudah digunakan sejak zaman kerajaan Majapahit.
Jalur-jalur ini memberikan kesempatan bagi pendaki untuk menikmati pemandangan alam yang beragam, mulai dari hutan pinus, kebun kopi, hingga padang rumput luas.
6. Keberadaan Dua Komplek Candi
Gunung Lawu tidak hanya terkenal dengan pemandangan alamnya, tetapi juga dengan keberadaan dua komplek percandian yang terletak di kaki gunung.
Candi Sukuh, yang terletak di ketinggian 910 mdpl, dan Candi Cetho, yang berada di ketinggian 1.496 mdpl, adalah dua candi yang menjadi saksi sejarah spiritual dan budaya Gunung Lawu.
Kedua candi ini memiliki arsitektur yang unik dan menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin lebih mendalami sejarah serta kepercayaan yang terkait dengan Gunung Lawu.
7. Gunung Lawu Menyimpan Legenda Prabu Brawijaya V
Gunung Lawu juga sangat erat kaitannya dengan sejarah dan legenda Kerajaan Majapahit, terutama dengan Prabu Brawijaya V. Menurut legenda, menjelang keruntuhan Majapahit pada abad ke-15, Prabu Brawijaya V menyepi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan Raden Fatah.
Konon, jalur pendakian Singolangu adalah jalur yang digunakan oleh Prabu Brawijaya V sebagai rute napak tilas. Beberapa situs yang ada di jalur ini diyakini sebagai petilasan atau jejak perjalanan sang raja.
8. Punya Banyak Tempat Sakral
Gunung Lawu dikenal sebagai tempat yang penuh dengan situs-situs sakral. Terdapat banyak lokasi yang dianggap keramat, termasuk gua-gua dan sumber air yang digunakan untuk bersemedi atau ritual spiritual.
Beberapa tempat sakral yang ada di Gunung Lawu antara lain Gua Inten, Gua Slarong, Jolotundo, Sendang Macan, Khayangan, serta beberapa puncak seperti Hargo Tiling dan Hargo Purso. Tempat-tempat ini sering menjadi tujuan bagi mereka yang melakukan perjalanan spiritual atau ziarah.
9. Tempat Favorit untuk Berkemah
Selain mendaki, banyak pendaki dan wisatawan yang memilih untuk berkemah di sekitar kawasan Gunung Lawu.
Terutama di sekitar jalur pendakian Cemoro Sewu, terdapat area berkemah yang memungkinkan pengunjung untuk menikmati keindahan alam dan udara segar pegunungan.
Pemandangan malam yang dipenuhi bintang dan pagi hari yang dingin dengan kabut tipis membuat pengalaman berkemah di Gunung Lawu sangat berkesan.
10. Suhu yang Dingin dan Menyegarkan
Karena terletak di ketinggian 3.256 mdpl, suhu di Gunung Lawu bisa sangat dingin, terutama pada malam hari. Suhu dapat mencapai 10 hingga 15 derajat Celcius, bahkan lebih rendah pada malam hari.
Udara dingin ini menambah kenyamanan bagi para pendaki yang menikmati trekking atau bagi mereka yang ingin sekadar menikmati udara pegunungan yang segar.
Keunikan iklim Gunung Lawu yang dingin ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin merasakan suasana berbeda. Gunung Lawu adalah destinasi yang kaya akan pesona alam, sejarah, dan spiritualitas.
Dengan tiga puncaknya yang disakralkan, statusnya sebagai gunung berapi aktif, jalur pendakian yang menantang, serta tempat-tempat sakral yang ada di sekitar gunung, Gunung Salak Bogor merupakan tujuan wisata yang penuh dengan cerita dan pengalaman menarik.
Baik bagi pendaki yang mencari tantangan fisik maupun bagi mereka yang ingin merasakan kedamaian spiritual, Gunung Lawu adalah tempat yang sempurna untuk dikunjungi.